Header Ads

Hasil Panen Padi Tahun 2025 Merosot, Petani Tanggamus Harapkan Perhatian Serius dari Pemerintah


Tanggamus – Musim panen raya yang seharusnya menjadi momen penuh berkah bagi para petani di Kabupaten Tanggamus, justru diwarnai dengan rasa kecewa. Di berbagai wilayah, termasuk di Pekon Penantian, Kecamatan Pulau Panggung, hasil panen padi tahun 2025 ini mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Minggu (25 Mei 2025).

Noviyansah, salah satu pemilik sawah di Pekon Penantian, mengungkapkan bahwa panen kali ini jauh dari harapan. “Kalau tahun kemarin satu karung gabah bisa mencapai lebih dari satu kuintal, sekarang turun drastis. Panennya tidak seperti bulan-bulan lalu,” ujarnya.

Meskipun demikian, petani masih sedikit terbantu dengan harga gabah yang saat ini tergolong cukup baik, yakni Rp6.000 per kilogram. Harga ini dinilai cukup menguntungkan apabila hasil panen maksimal seperti sebelumnya. Namun, karena hasil yang menurun, keuntungan tersebut tidak sepenuhnya dirasakan.

“Memang harga gabah sekarang termasuk bagus, tapi karena hasil panennya sedikit, tetap saja tidak cukup untuk menutup biaya operasional dan kebutuhan sehari-hari,” tambah Noviyansah.

Penurunan hasil panen ini tidak hanya terjadi di satu wilayah, namun hampir merata di seluruh pelosok Kabupaten Tanggamus. Sejumlah petani mengeluhkan hal yang sama, mulai dari berkurangnya hasil panen hingga meningkatnya biaya produksi seperti pupuk dan tenaga kerja.

Salah satu penyebab utama merosotnya hasil panen tahun ini juga disebabkan oleh terbatasnya arus air ke lahan pertanian. “Tinggal napas arus air pun menjadi penyebab utama bagi petani. Kami sering selisih atau rebutan air saat tanaman sedang sangat membutuhkan pasokan,” ungkap beberapa petani setempat.

Para petani berharap adanya perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pusat agar permasalahan ini dapat segera ditangani. Mulai dari ketersediaan pupuk yang memadai, pendampingan teknis, hingga stabilitas harga yang berpihak pada petani, serta solusi permanen terkait pengelolaan irigasi.

Dengan adanya upaya nyata dan kebijakan yang berpihak pada petani, diharapkan sektor pertanian di Tanggamus bisa kembali bangkit dan memberikan kesejahteraan bagi para pelaku utamanya—para petani yang selama ini menjadi garda terdepan ketahanan pangan.

(Agung Setiawan)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.